Minggu, 06 Desember 2015

Dibalik Kata “ASAP"



Saat ini kata “ASAP” menjadi trending topik pembicaraan di kalangan masyarakat, baik dari kalangan anak – anak maupun dari kalangan orang dewasa. Pembicaraan mengenai kata “ASAP” ini tidak pernah henti - hentinya dibicarakan. Namun kata asap yang kita bahas kali ini bukanlah masalah asap yang melanda Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Tetapi asap yang kita bahas kali ini adalah asap – asap cinta para laki – laki muslim.

Hal yang paling mendasar kenapa kita membahas asap – asap cinta lelaki muslim adalah karena pada saat sekarang ini sangat banyak laki – laki muslim yang terkena asap ini, penulis menganalogikan asap ini dengan sebuah virus. Virus ini biasa kita kenal dengan virus merah jambu. Banyak diantara laki – laki pada saat ini hilang semangat dakwahnya atau Futur akibat terkena dengan virus ini. Oleh karena itu sangat penting bagi kita agar selalu menjaga iman kita supaya tidak terkena virus ini.

Asap – asap cinta yang melanda kaum adam saat ini tidak mungkin terjadi tanpa ada penyebabnya. Penyebab terbesar yang terjadi saat ini adalah banyaknya kaum adam yang mendahulukan ilmu dan syahwatnya daripada Iman. Di dalam hidup ini ada tiga hal yang menjadi peranan penting, mereka adalah Iman, Ilmu, dan Syahwat. Tiga hal ini sangat menentukan jalan hidup seorang hamba menuju Robb-Nya. Ketika ilmu dan syahwat telah mendahului iman maka binasalah hamba tersebut, Kenapa? Karena hal tersebut dapat membuat orang tersebut bisa terjerumus ke dalam hal yang tidak diridhoi oleh Allah. Ketika kita menjadikan syahwat sebagai imam kita, maka akan dengan mudahnya syahwat tersebut mengalahkan iman dan ilmu kita. Lain halnya juga ketika kita menjadikan ilmu sebagai imam kita maka antara syahwat dan imam akan tetap bertabrakan karena ilmu kebanyakan memihak kepada logika manusia.

Oleh karena itu, mulai dari sekarang, kita sebagai seorang Hamba Allah haruslah senantiasa menjadikan iman sebagai imam dalam hidup kita. Jangan sampai kita semua terkena virus Asap ini lagi. Namun sebarkan virus tersendiri yang ada pada diri kita , bukan virus yang bersifat keburukan namun sebuah virus yang membangkitkan seseorang untuk menjalani jalan dakwah yang penuh liku ini. Perlu                               kita ingat bahwasanya kita sebagai hamba Allah sangat perlu menunjukan semangat dakwah kita, jangan pernah lelah atas segala lika – liku tantangan yang kita hadapi. Oleh karena itu mulai dari sekarang tunjukan semangat dakwah kita untuk mencapai ridho-Nya. Maka dari itu sebarkanlah virus Api (Semangat) kepada siapa pun namun jangan pernah sebarkan virus Asap.
***


Inovasi Pergerakan Mahasiswa



Api itu pergerakan? Saya sendiri saja hingga saat ini masih bingung dengan satu kata tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, lambat laun saya pun memahami makna pergerakan itu seperti apa. Hari ini sangat banyak di kalangan mahasiswa yang membicarakan masalah pergerakan. Namun tidak sedikit dari mereka yang belum memahami makna pergerakan itu sendiri. Mereka hanya banyak berkomentar namun tidak mau beraksi, apakah itu yang dinamakan pergerakan yang mereka idam – idamkan selama ini? Tidak teman, Pergerakan itu kita seharusnya tidak hanya mampu mengeluarkan pendapat, namun kita harus mampu juga melakukan Inovasi terbaru terhadap segala permasalahan yang ada pada mahasiswa saat ini.
Berbicara mengenai Inovasi, saat ini pergerakan mahasiswa sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Inovasi – inovasi yang bisa kita lakukan bisa di berbagai bidang, baik pada bidang Advokasi, Religius, Kesejahteraan Mahasiswa serta Pengkaderan mahasiswa itu sedndiri. Perubahan ini sudah bisa kita lihat, karena sudah banyak dari mahasiswa saat ini yang bisa belajar menumbuhkembangkan inovasinya untuk kebaikan mahasiswa kedepannya. Tidak lain halnya Inovasi terbaru yang terjadi di MIPA Universitas Andalas saat ini. Seperti saat ini kita semua sudah mengetahui bahwasanya dalam sistem pengkaderan sudah mengalami inovasi baru, Saya misalkan saja Pada tahun 2015-2016 ini salah satu syarat untuk memasuki Badan Eksekutif di MIPA adalah minimal angkatan 2014 dan maksimal 2013. Dari sini saja kita sudah mengetahui maksud sebenarnya kenapa harus ada syarat tersebut. Sebagai seorang mahasiswa kita pasti bisa berfikir secara logis mengenai alasan tersebut.  Tidak hanya itu saja, saat ini departemen - departemen  yang ada juga sudah mengalami sedikit perbedaan dimana penambahan departemen yang sebelumnya tidak ada salah satunya adalah Departemen Kastrat yaitu departemen yang menaungi mengenai kesejahteraan mahasiswa, apa saja masalah atau kendala yang dihadapi mahasiswa maka pada departemen bisa kita bahas. Hal ini berarti kita sudah mengalami Inovasi terbaru bagaimana kita lebih memperhatikan kesejahteraan mahasiswa itu sendiri.
Inovasi – inovasi semacam ini seharusnya lebih banyak kita gencarkan. Sebab kenapa, Hingga saat ini orang- orang di luar sana masih menunggu inovasi apa yang kita buat untuk pergerakan mahasiswa kedepannya. Dalam hal ini saya hanya mengajukan sebuah usulan inovasi untuk MIPA kedepannya. Saya sendiri mengambil bidang untuk dibuatkan inovasi terbaru yaitu bidang Advokasi. Alasan saya memilih bidang advokasi adalah, karena hingga saat ini, Mahasiswa di MIPA jiwa apatisme nya cukup tinggi, sebagai buktinya saja pada PEMIRA (Pemilihan  Raya) Kemarin saja tidak cukup setengah dari seluruh mahasiswa di MIPA untuk mengikuti ajang ini. Hal ini berarti sudah membuktikan masih perlu adanya inovasi – inovasi terbaru agar jiwa apatisme di MIPA bisa berkurang.
 Hal – hal yang bisa kita lakukan adalah yang pertama yaitu Edukasi maksudnya adalah bagaimana kita memberikan pengajaran kepada mahasiswa apa dampak dari jiwa apatisme itu sendiri, kita bisa memberikan semacam pelatihan atau semacamnya yang memberikan pemahaman lebih tentang pergerakan ini. Hal kedua yang bisa kita lakukan adalah, setelah kita memberikan edukasi kepada mahasiswa hal yang bisa kita lakukan adalah melakukan aksi nyata, Aksi nyata yang kita maksudkan disini bukan hanya aksi ketika kita turun ke jalan, namun aksi nyata terhadap program – program yang sudah kita rencanakan, program – program tersebut harus cepat kita kerjakan agar masih tampaknya eksistensi BEM itu sendiri dimata mahasiswa. Setelah kita melakukan aksi nyata, hal ketiga yang bisa kita lakukan adalah Advokasi itu sendiri yaitu, setelah kita melakukan edukasi, dilanjutkan dengan aksi nyata maka advokasi bisa kita lakukan, yaitu kita mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada di lingkungan Mahasiswa, karena kita sudah mendapatkan kepercayaan dari mahasiswa itu sendiri. Setelah kita melakukan ketiga hal tersebut hal keempat yang bisa kita lakukan melakukan Konsolidasi, maksudnya disini adalah kita mampu menjalin hubungan dengan bagian mana pun, kita bisa berbaur namun tidak terbauri malahan kita yang membauri kelompok tersebut, peran kita sebagai tempat menjalin hubungan dengan berbagai hal, baik berhubungan dengan petinggi – petinggi kampus mapun dengan mahasiswa. Ketika kita sudah menjalani keempat hal tersebut Insya Allah jiwa apatisme di MIPA akan semakin berkurang seiring berjalalannya waktu.